Postingan

Randolph Crump Miller

Dalam esay yang diedit oleh Miller, dikatakan bahwa Miller adalah pemikir produktif yang secara konsisten membela pendekatan teologi kepaa pendidikan agama di sekitar pertengahan abad 20. Karya Miller yang ditengarai sebagai karya yang mengangkat namanya sebab bila memperhatikan penulis-penulis yang kemudian menulis tentang tema pendidika agama Kristen, karya Miller, Clue to Christian Education, selau dikutip untuk menegaskan atau mengkiritis pandangannya. Bagi Miller, teologi harus menjadi kunci atau clue dalam memahami dan melakukan pendidikan agama. Artinya, teologi menjadi latar belakang dan presuposisi untu setiap kurikulum. Dikatakan bahwa: Miller has been the most consistent and prolific advocate of the theological approach to religious education for the latter half of the twentieth century. In his 1950, The Clue to Christian Education, Miller asserted that theology is the clue to understanding and doing religious education. It is the background and presupposition of any c

Pernahkah, merasa pernah "berbudi"?

Jangan merasa pernah "berbudi" pada siapa-siapa, agar batin tak terbebani. Namun, andai Kau bisa menanggung beban batin karena merasa pernah "berbudi" maka "merasalah", jika tidak, maka gunakanlah kata "ikhlas".nb

Berpikir Bebas

Bagiku menikmati hidup itu sederhana: berpikir bebas  dan dapat menyeruput secangkir kopi kapal api....apapun makanan dan minumannya, jika tidak berpikir bebas, bagiku, itu "setengah (alias separuh) mati (mati sebagian). Ya, mungkin sederhananya saya memikirkan yg saya katakan adalah "tubuh saya (Anda) ke utara sedangan pikiran mengarah ke selatan". Biarkan gerakan tubuhku (mu) mengikuti gerak pikirmku (mu). Jika tidak, itu adalah suatu kesengsaraan. Contoh lain: saya tidak suka perbuatan A namun karena faktor B maka saya kerjakan A. Padahal yang saya pikirkan dan yang membuat saya menjadi "diri sendiri" dan menemukan diri seutuhnya adalah C. Maka, penyimpangan itulah yang saya pandang sebagai mati separuh, tidak bebas dan tanpa jiwa. Selamat

Gelar Akademik Teologi dan Keabsahan Berbicara Tentang Tuhan. Fenomena dalam Pendidikan Teologi

Academic Degree of Theology and Talking Validity About God  Jika saya melihat ini dalam konteks agama, khususnya dalam praktik pendidikan agama Kristen, maka dalam konteks PL, nabi memperoleh dan mendasarkan legalitas bicaranya pada pesan Tuhan atau keabsahan bicara nabi dalam tradisi kenabian didasarkan, "Tuhan berfirman". Maka semua yg mendengar menerimanya dan melakukannya. Jaminan keabsahan pesan ternyata tidak hanya semata-mata pada isi pesan melainkan pada kepribadian nabi. Kedua hal ini akan mengkarakterisasikan apakah nabi yang bernubuat nabi palsu atau nabi "tenanan-istilah Jawa, meski bukan yang halus". Dalam PB, para rasul berbicara karena menyampaikan pesan dan menerima panggilan. Jadi, legalitas bicaranya berdasarkan pesan yang diterima dan ditandai oleh kepribadian yang sejalan (konon dalam PL, ada sekolah nabi; untung pengalaman dan tradisi ini tidak diteruskan, saya sulit mwmbayangkannya jika ada). Bagaimana dengan sekarang

https://boiliu.wordpress.com/2015/05/19/landasan-teoritik-healing-ministry/

Pacman from below and do something for the others

Gambar