Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Religiositas Eksistensial Manusia

Mengutip pemikiran Wilfred Cantwell Smith dalam karya James Fowler tentang keyakinan eksistensial. “Keyakinan eksistensial merupakan kemampuan untuk hidup pada suatu taraf yang tidak bersifat duniawi, kemampuan untuk melihat, merasakan dan bertindak dalam suatu dimensi transenden”. Suatu keyakinan yang bersifat personal. Personal bukan berarti lepas dari yang lain. Juga merupakan “suatu kualitas hidup manusia. Dalam situasi yang paling baik, kepercayaan eksistensial, terungkap dalam ketenangan hati dan keberanian, kesetiaan dan sikap melayani; kegembiraan yang tenang, yang menyanggupkan kita untuk merasa kerasan di tengah alam semesta dan menemukan makna hidup di tengah dunia serta dalam kehidupan kita sendiri ; suatu makna yang sangat dalam dan ultimo serta senantiasa stabil, apapun yang terjadi pada atas diri seseorang pada tingkat peristiwa-peristiwa actual. Iman atau keyakinan eksistensial, tidak hanya bersifat personal, tetapi merupakan suatu kehidupan spiritual yang mendalam, t

JALAN MENUJU KEMULIAAN ALLAH

Kolose 2:1-7; Referensi: II Raja-raja 19:13; Yesaya 37:31 Noh Ibrahim Boiliu, M.Th Pendahuluan Visi mula-mula Allah (The Origin Vision) bagi Adam dan Hawa yang diberikan Allah kepada Adam sebagai pemimpin pertama (The First Leader) di taman Eden adalah agar Adam dan keluarganya hidup dalam kemuliaan Allah. Bahkan tidak harus berjerih lelah bekerja membanting tulang untuk mendapatkan rejeki jasmani dan tidak harus berjuang mempertahankan iman. Manusia juga tidak harus bersusah payah berjuang melawan dosa, berjuang dalam iman untuk menuju kemuliaan Allah. Rancangan awalnya adalah manusia hidup dalam kemuliaan Allah. Dan Allah Bapa tidak harus mengorbankan Putera-Nya sebagai jalan pendamaian menuju kemuliaan Allah. Namun, kejatuhan Adam dan Hawa mengubah ketetapan Allah. Jalan langsung menuju tahta kemuliaan berubah menjadi tidak langsung. Putera Allah jarus dikorbankan. A. Kejatuhan: Tanda perubahan Arah. Kejatuhan Adam dan Hawa sebagai tanda dimulainya babak baru dalam hidup

SUPERIORITAS DARAH KRISTUS

SUPERIORITAS DARAH KRISTUS Ibrani 10: 19,20 Noh Ibrahim Boiliu, M.Th Pendahuluan Penulis surat Ibrani, di ayat 19 berkata “jadi saudara-saudara…”menunjukkan bahwa penulis surat menyapa orang-orang yang kemungkinan sudah dikenal (orang percaya) dan bukan orang-orang Yahudi yang tidak percaya. Ini sama dengan perkataan “orang-orang yang berani masuk ke tempat mahakudus oleh darah Yesus Kristus. Mereka telah menurut jalan yang baru dan hidup yang dibukakan Kristus bagi hidup kita dengan melalui tabir, yaitu tubuh Kristus. Penulis, di bawah kuasa Roh Kudus, membukakan kepada kita satu rahasia daripada SUPERIORITAS DARAH KRISTUS. Mengapa? 1. Sebab Tidak Ada Pembenara Tanpa Darah Kristus Tanpa darah-Nya, tidak ada seorangpun yang dapat sampai ke ruang mahakudus. Harus melintasi tabir, pelataran dan sampai ke ruang mahakudus hanya dengan darah Anak Domba Allah - en tōi haimati Iēsou ( by His Blood). Selain itu, penulis ingin membawa pemahaman dan paradigma orang Ibra

Dosa Yang Disengaja

Noh Ibrahim Boiliu Korelasi Ibrani 10:26,2; Ibrani 6:6 Pendahuluan Lebih dahulu penulis Ibrani memberikan peringatan agar tidak lalai hidup dalam kebenaran. Sebab kita hanya kuat apabila hidup dalam komunitas yang benar. Ia menekankan urgensitas dari komunitas (ayat 24,25). Brill berkata “berdosa kepada hukum adalah hal yang parah, berdosa kepada Terang lebih parah lagi, sedangkan berdosa kepada kasih adalah hal yang paling parah”. Hampir senada dengan Brill, Andrew Murray berkata “ia berbicara tentang hal berdosa dengan sengaja dan hukuman yang mengikutinya. Bukan hanya tempat mahakudus dihadapkan pada kita, tetapi pintu neraka juga dibukakan untuk menampung semua orang yang melalaikan atau menolak untuk memasuki pintu rahmat dan sorga”. Ayat 26 muncul dalam bentuk kalimat bersyarat “jika, maka” sekaligus merupakan suatu hipotesis (jawaban sementara) …. jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dos

TETELESTAI

TETELESTHAI Noh Ibrahim Boiliu Bacaan                        : Yohanes 19:28-30 Ayat Renungan          : Yohanes19.30 Yohanes 19:30 "Di situ ada sebuah mangkuk penuh dengan air anggur yang asam. Maka sebuah bunga karang dicelupkan ke dalam air anggur itu, dan dicucukkan pada setangkai hisop, lalu diulurkan ke bibir Yesus". TB (Terjemahan Baru) Yohanes 19:30 "Yesus mengecap air anggur itu lalu berkata, "Sudah selesai!" Lalu la menundukkan kepala-Nya dan meninggal. BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari) 1 Istilah penderitaan seperti yang terdapat dalam versi Bahasa Indonesia Sehari-hari, digunakan istilah cawan. Bila demikian maka istilah cawan dalam Terjemahan Baru Indonesia melambangkan penderitaan. Bandingkan Mazmur 75:9 Sebelum lebih jauh berbicara mengenai ungkapan Tuhan Yesus yang   keenam,   baiklah   kita   melihat   kembali sebuah pergumulan yang mendahului ungkapan-ungkapan Tuhan Yesus. Dalam Injil Matius 26:38-39, Yesus berkata